
Hidupkanlah Hidupmu
Oleh; H.Fahrizal Ischaq, Lc.,M. Fil. I.
Dalam kehidupan yang kita jalani ini banyak hal yang belum kita fahami, dan anehnya justru diri kitalah yang paling banyak yang tidak kita fahami, maka sesungguhnya memahami diri sendiri adalah kunci dalam menghadapi kehidupan ini, sehingga para tokoh agama terdahulu mengatakan; Barang siapa yang mengetahui (baca;mengenal) dirinya sendiri maka dia akan mengenal Tuhannya, dan mengenal Tuhan di sini adalah puncak dari kebahagiaan manusia.Ada dua hal yang bisa menghancurkan kehidupan manusia. Pertama, sibuk dengan masa lalu dan yang kedua, sibuk dengan urusan orang lain.Pertama, kita memang tidak boleh melupakan sejarah, akan tetapi yang harus difahami lebih mendalam adalah, bahwa sesungguhnya sejarah adalah bagian dari masa lalu kita. Sejarah harus selalu kita kenang agar kita mengetahui genealogi dari sebuah proses bahkan hasil capaian sesuatu yang ada di hadapan kita dan agar membuat kita lebih bersyukur, akan tetapi kita tidak boleh terus larut dalam sejarah dan masa lalu tersebut. Kita harus mempu melihat tantangan ke depan, mampu menganalisa kesulitan-kesulitan yang akan kita hadapi di masa yang akan datang, sehingga kita selalu waspada dan senantiasa memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Ahli hikmah mengatakan; Barang siapa yang tau jauhnya perjalanan maka ia pasti bersiap-siap dengan bekal yang cukup sebelum perjalanan.Kedua, tidak sibuk dengan urusan orang lain adalah salah satu cara untuk menghidupkan hidup kita agar lebih hidup. beruntunglah mereka yang sibuk dengan (aib) diri sendiri dibandingkan sibuk dengan kekurangan orang lain. Maka dari itu dalam hidup ini penting untuk memahami kekurangan diri sendiri lalu berusaha memperbaikinya di kemudian hari, sehingga sudah tidak sempat untuk sibuk dengan urusan lain. Peduli dengan orang lain boleh, asal jangan sampai kepedulian kita menutup mata batin kita untuk jernih melihat kekurangan diri kita sendiri. Sudah benar tentunya para ahli hikmah mengatakan gajah di pelupuk mata tidak terlihat dan semut di seberang lautan jelas terlihat.Saya jadi teringat nasihat guru saya Dr. Alauddin Zaktari ketika di Damaskus, beliau mengatakan; “Seungguhnya manusia itu pembohong besar, dan yang paling sering dibohongi adalah dirinya sendiri.” Jujur dengan diri sendiri tidaklah mudah, butuh proses. Maka dari itu banyak bermunculan para tokoh yang lantang menentang korupsi, setelah sesaat ia digelandang KPK, banyak Ustadz yang pandai berceramah kebaikan, setelah beberapa bulan ia tersandung kasus dan seterusnya. Semuanya dikarenakan banyaknya orang pintar menasehati orang lain tapi ia tidak pandai menasehati dirinya sendiri. Maka dari pelajaran di atas, mari kita belajar untuk tidak larut di dalam masa lalu, lantas lupa dengan tantangan ke depan. Selain dari pada itu interospeksi diri sendiri dengan menyibukkan kekurangan pribadi adalah cara yang paling ampuh untuk menjadikan hidup kita lebih bermakna. Maka dari itu hidupkanlah hidupmu, seperti hidupnya rembulan di tengah malam, biarkan dunia dan ummat manusia terterangi oleh kebaikan-kebaikan yang kau persembahkan. karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat antar sesama dan baik budi pekertinya. Wallahua’lam bishowab.