SEMBUHKAN DIRIMU DENGAN SEDEKAH

(Kisah Nyata, Dialami oleh Penulis)

Oleh ; Fahrizal Ischaq Addimasqie

 

Beberapa hari ini badan saya terasa lemas, puncaknya Ahad pekan lalu, di malam hari saya tidak bisa tidur karena hawa yang sangat dingin, pagi lanjut kerja bakti bersihkan area pesantren sebagai rutinitas biasa, tentu saya ingin menghindari tidur pagi, karena almarhumah ibu saya selalu bilang orang yang tidur pagi Rizkinya “dicucuk pitik” (dimakan ayam). Kegiatan itu berlalu hingga badan mulai lemas, dan mata sudah sangat tidak bisa diajak kompromi, kami memutuskan untuk salat dhuhur berjamaah setelah itu istirahat, ternyata ada yang salam di mulut pintu, ternyata tamu dari luar kota. Sayapun “terpaksa” menemuinya.

 

Alhamdulillah sejak kami pindah di Wonosalam mendirikan Program Tahfidz Enterpreneur, Pesantren Wisata AmLAM kami dimuliakan dengan Tamu yang melimpah, mulai dari Surabaya dan sekitarnya, Malang, Ponorogo hingga luar pulau seperti Balikpapan dan Palembang.  Kata orang tua dulu, banyak tamu banyak Rizki, tapi naas tamu yang datang kali ini, saya tidak bisa menyambut dengan baik karena kondisi kesehatan saya lagi Drop, ditambah kebanyakan tamu curhat melimpahkan masalahnya, mulia dari masalah ekonomi hingga dimensi Ghoib dan tentu saya harus membantu berfikir untuk jalan keluar yang baik baginya, beban pikiran ini menambah demam pada fisik saya pada waktu itu, panas, demam, dan badan terasa sangat lemas.

 

Singkat cerita, sudah satu pekan badan saya lemas sekali, sesekali saya minta anak dan istri duduk di samping saya untuk mengelus tangan saya, nampak kematian sudah di hadapan saya, karena saya tidak pernah merasak lemas dahsyat seperti ini. Suatu ketika saya ijin ke istri saya untuk memaksakan diri menjadi Imam di Masjid Putri Pondok Junwangi, meski istri sebenarnya melarang, ketika saya bilang bahwa biarkan tubuh saya pergi ke Masjid meski harus mati di dalamnya, karena Santri pasti sudah lama menunggu shalat dan Bersholawat bersama, karena hanya sepekan sekali saya hanya bisa membersamai mereka, karena memang saya lebih banyak di Junwangi 2, Jombang, akhirnya istri luluh mendengar alasan saya, meski sekedar memegang mic pun saya gemetar. Allahku sakit apakah aku ini ?

 

Saya “telateni” meminum madu dan Sari buah, ditambah Multivitamin jatah dari Pesantren dan istirahat dengan cukup, beberapa kali Istri meminta saya agar ke Dokter, saya menolak, saya berusaha menyempurnakan ikhtiar saya, dan pada akhirnya kami bersepakat ikhtiar kami ini disempurnakan hingga 7 hari, jika tidak ada perubahan maka kami akan melakukan tindakan medis lain dengan pergi ke Laboratorium dan periksa ke Dokter Spesialis Langganan kami di Sidoarjo, meski kami tetap tidak langsung ke Rumah Sakit di Musim Pandemi seperti ini.

 

Dahsyat luar biasa, satu hari sebelum jatuh tempo kami ke Dokter itu, istri saya berinisiatif untuk membeli nasi bungkus di samping jalan sepanjang perjalanan kami dari Junwangi ke AmLAM (Sidoarjo – Jombang) untuk disedekahkan kepada Abang becak dan tukang sapu samping jalan, saya masih ingat perkataan istri mengingatkan saya, “Siapa tau dengan sedekah ini, Abi bisa segera sembuh dan tersenyum kembali !” Saya hanya mengangguk lemas sambil pegang setir, sungguh logika sehat saya yang biasanya telah ikut lemas tak berdaya, biasanya saya yang sarankan murid, jamaah dan tamu kami untuk berwasilah mencari kesembuhan dengan sedekah, tapi kali ini saya benar-benar “sakit”.

 

Ternyata Allahu Akbar, sorenya panas saya turun, treatment pada waktu masih sama madu, sari buah dan multivitamin, rasa lemes pun menghilang entah kemana, saya seperti terlahir kembali, badan saya “diidhek-idhek” anak saya Mas zanky pun sudah tidak terasa kesakitan lagi. Ini kisah nyata, betul-betul bahwa sedekah ini mengangkat penyakit, bisa jadi Allah kabulkan asa kami karena ikhlasnya polisi cepek yang berdoa untuk kami, ketika kami kasihkan sedekah kepadanya, terakhir saya tutup dengan kata-kata indah yang saya yakini, Jika Kau Menginginkan Hasil yang Berbeda dan Luar Biasa, Maka Lakukanlah, persembahkanlah yang berbeda dan luar biasa pula kepada Allah Yang Maha Luar Biasa. Jangan Ragu untuk Berobat dengan Sedekah, saya sudah merasakannya, saya sembuh karena sedekah, Selamat Mencoba !

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published.